Talkshow dan Showcase, Diseminasi Pembelajaran Mendalam di SMAN 16 Garut
SMAN 16 merupakan salah satu sekolah penggerak di kabupaten Garut yang terus berupaya meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah sebagai sarana pendidikan untuk mencetak generasi muda yang berkarakter, berinovasi dan berani unggul. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melaksanakan kegiatan pelatihan Deep Learning atau Pembelajaran Mendalam yang saat ini sedang marak dilakukan untuk mengikuti perkembangan zaman.
Pada bulan September 2025, bidang Kurikulum SMAN 16 Garut telah mengirimkan perwakilannya untuk mengikuti kegiatan pelatihan Deep Learning di SMAN 6 Garut yang diselenggarakan oleh BBGTK Provinsi Jawa Barat. Kegiatan pelatihan tersebut berlangsung selama lima hari yang dilanjutkan dengan praktik pembelajaran atau open class di SMAN 16 Garut. Kegiatan open class ini diikuti oleh perwakilan guru dari berbagai sekolah tingkat SMA di Kabupaten Garut. Sebagaian besar dari para guru tersebut menyatakan sangat puas dengan respon siswa saat mempraktikkan Pembelajaran Mendalam di dalam kelas. Para siswa begitu antusian mengikuti pembelajaran dalam kegiatan open class sehingga tiga aspek pembelajaran mendalam dapat tercapai.
Sebagai tindak lanjut dari kegiatan pelatihan tersebut, perlu dilakukannya sosialisasi atau diseminasi kepada para guru, termasuk guru di sekolah lain sehingga sekolah dan guru sasaran dapat memperoleh manfaat dari pelatihan tersebut. Selain itu untuk meningkatkan kompetensi dan pemahaman para guru dalam mengimplementasikan pembelajaran mendalam. Untuk melakukan proses sosialisasi tersebut dilaksanakanlan kegiatan Talkshow dan Showcase, pada hari Selasa, 9 Desember 2025 yang diikuti oleh semua guru di SMAN 16 Garut. Kegiatan Talkshow dan Showcase ini menghadirkan narasumber dari bapak ibu guru hebat sebagai perwakilan dari rumpun bahasa, rumpun IPS, rumpun MIPA dan rumpun Umum.
Narasumber dari Rumpun Bahasa yaitu Ibu Hj. Yuyun Yuningsih, M.Pd, narasumber dari rumpun IPS adalah Ibu Evi Tri Hastuti, S.Pd, narasumber dari rumpun MIPA adalah Bapak Masdar Munawar, S.Pd, dan narasumber dari rumpun Mata Pelajaran Umum yang meliputi mata pelajaran PKWU, PJOK, Pendidikan Pancasila, PAI dan TIK yaitu Ibu Rizka Muliawati, S.Pd. Tak lupa kegiatan Talkshow ini dipandu oleh Ibu Iis Hartati, S.Pd sebagai moderator dan Bapak Irwan Saepuloh, S.Pd sebagai Master of Ceremony.

Acara diawali dengan pembukaan oleh MC, Bapak Irwan Saepuloh. S.Pd, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Alquran, dan doa oleh Bapak Jajang Ridwan Jamiat, S.Pd. Selanjutnya sambutan dari pihak sekolah yang diwakili oleh Bapak Drs. Ujang Suherman, M.Pd sekaligus membuka acara. Dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa melalui kegiatan Talkshow dan Showcase ini, diharapkan para guru dapat merefleksikan pembelajaran mendalam di SMAN 16 Garut untuk membentuk individu yang tidak hanya memahami konsep, tetapi bisa menerapkannya secara kritis dan kreatif di kehidupan nyata, mengembangkan karakter kuat serta mampu menjawab tantangan zaman di masa depan. Hal ini seperti yang tercantum dalam tema dan tujuan kegiatan talkshow dan showcase.

Usai acara pembukaan, maka tibalah kegiatan talkshow yang dipandu oleh Ibu Iis Hartati. S.Pd. Dengan begitu antusiasnya, moderator membuka acara talkshow dengan menyampaikan beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut dirangkum dalam uraian berikut ini.
- Konsep pembelajaran mendalam dan pentingnya pendekatan ini diterapkan dalam pembelajaran saat ini
- Strategi yang paling efektif untuk mendorong siswa mencapai pemahaman yang lebih mendalam bukan hanya sekadar menghafal materi
- Peran guru dalam merancang aktivitas belajar yang menantang kemampuan berpikir kritis, kreativitas, dan pemecahan masalah siswa
- Dalam penerapannya, tantangan yang biasanya muncul di lapangan, dan cara menyiasatinya agar pembelajaran mendalam tetap berjalan optimal
- Contoh nyata strategi atau metode yang digunakan di kelas untuk mendorong siswa mencapai pemahaman yang lebih mendalam
- Cara mengevaluasi atau mengukur keberhasilan penerapan pembelajaran mendalam sehingga guru dapat melihat perkembangan nyata pada peserta didik
Dari beberapa pertanyaan yang dilontarkan moderator tersebut, tanggapan para narasumber adalah sebagai berikut.
Pembelajaran mendalam adalah proses belajar yang membuat siswa benar-benar memahami konsep, dapat menganalisis, lalu mampu menerapkannya dalam kehidupan nyata. Tidak hanya menghafal, tetapi mengerti mengapa dan bagaimana sesuatu dilakukan. Alasan pentingnya adalah karena perkembangan zaman begitu cepat sehingga siswa perlu berpikir kritis, kreatif, inovatif, mandiri dan percaya diri. Mampu memecahkan masalah nyata. Belajar dengan pengalaman membuat pemahaman lebih bermakna dan bertahan lama.
Menurut Ibu Hj Yuyun Yuningsih, M.Pd contoh pembelajaran mendalam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah siswa terus diberi motivasi untuk meningkatkan kegiatan literasi. Siswa diajak berdiskusi akan pentingnya membaca sebagai sarana untuk membuka wawasan dan ilmu pengetahuan. Guru berusaha meningkatkan kesadaran siswa dan tujuan belajar di sekolah. Menciptakan suasana belajar yang kondusif, saling memberikan gagasan dan pendapat tentang isi bacaan baik yang bersifat fiksi maupun non fiksi.
Adapun menurut Ibu Rizka Muliawati S.Pd, contoh Pembelajaran Mendalam pada materi PKWU adalah siswa tidak hanya diberi resep atau langkah produksi makanan, namun mereka juga diajak berpikir tentang siapa target konsumennya, apa kebutuhan pasar, Bagaimana dampaknya pada lingkungan dan ekonomi. Selain itu siswa juga diajak berpikir layaknya wirausahawan dalam membuat keputusan, mengambil risiko, dan melihat peluang.




Pada kesempatan yang sama, Ibu Evi Tri Hastusi, S.Pd sebagai guru geografi, menyampaikan pendapatnya tentang tiga karakteristik dalam pembelajaran mendalam diantaranya Berkesadaran (Mindful Learning), yaitu siswa harus terlibat secara penuh akan perhatian dan pikiran, serta perasaannya selama belajar, menciptakan suasana yang menyenangkan. Yang kedua adalah Bermakna (Meaningful Learning); Materi dikaitkan dengan kehidupan nyata, mendorong siswa untuk memahami "mengapa" dan "bagaimana", bukan hanya "apa". Yang ketiga adalah Menggembirakan (Joyful Learning); Menciptakan emosi positif seperti rasa ingin tahu terhadap materi yang akan diberikann sehingga membuat siswa lebih bersemangat dalam belajarnya.
Ketiga karakteristik ini merupakan tantangan yang harus dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran Deep Leraning. Adapun yang terakhir adalah Holistik yaitu melibatkan pengembangan kognitif (olah pikir), afektif (olah hati, olah rasa), dan psikomotorik (olah raga) secara terpadu. Pendekatan ini mendorong siswa berpikir, menalar, dan mencipta, bukan hanya menghafal.
Adapun strategi efektif agar siswa tidak sekadar menghafal adalah memberi tantangan nyata yang dekat dengan kehidupan siswa (pembelajaran kontekstual). Contoh pertanyaan pemantik: “Masalah apa di sekitar yang bisa kamu selesaikan lewat produkmu?” “Apa yang membuat produkmu berbeda dari yang lain?” Siswa kemudian diarahkan untuk mengamati, mengidentifikasi masalah, menemukan ide kreatif dan mencoba berbagai solusi. Pembelajaran tersebut dapat menggunakan pendekatan PBL (Project-Based Learning), kolaborasi tim dan refleksi pembelajaran di setiap tahap. Siswa akhirnya berpikir “Yang kupelajari ini ternyata berguna dalam hidupku.”
Tentunya dalam proses pembelajaran mendalam, tidak akan berjalan semulus yang kita bayangkan pasti akan ada banyak tantangan yang dihadapi. Menurut Bapak Masdar Munawar, S.Pd., guru harus benar-benar perperan sebagai pendidik, karena mendidik itu tidak mendadak, mendidik itu bukan menuntut tapi menuntun. Guru berperan sebagai fasilitator dan motivator bagi siswa harus dapat dirasakan secara langsung. Alat teknologi yang dimiliki siswa seperti gedget harus dimanfaatkan dengan baik. Apalagi aplikasi pembelajaran seperti AI dan gemini. Guru harus bisa mengarahkan siswa agar dapat memanfaatkan AI dan gemini dengan bijak. Menurut bapak Masdar, Bila siswa kurang bijak dalam menggunakan AI dalam pembelajaran maka tantangan yang muncul diantaranya sebagai berikut.
- Ketergantungan Berlebihan; Siswa bisa terlalu bergantung pada AI untuk menjawab soal tanpa benar-benar memahami konsepnya.
- Ketimpangan Akses Teknologi; Tidak semua sekolah atau siswa memiliki perangkat dan internet memadai untuk memanfaatkan AI.
- Akurasi dan Kualitas Informasi; AI kadang memberi jawaban keliru (hallucination) sehingga perlu pengawasan guru.
- Adaptasi Guru dan Kurikulum; Guru perlu pelatihan khusus agar mampu memanfaatkan AI sebagai alat bantu, bukan ancaman. Kurikulum juga perlu menyesuaikan.
- Aspek Etika; Siswa bisa menggunakan AI untuk menyontek, membuat tugas otomatis, atau plagiarisme jika tidak ada aturan yang jelas.
Namun dibalik permasalahan dan tantangan tersebut AI berperan besar dalam membuat pembelajaran lebih adaptif, cepat, dan efisien. Kuncinya adalah kolaborasi antara AI dengan guru karena AI sebagai alat bantu dan guru sebagai pengarah utama pembelajaran. Selain itu AI memfalisitasi dan Guru memverifikasi.



Oleh karena itu pada saat pembelajaran, peran guru sangat pentng dalam membimbing siswanya untuk menggunakan gadget dengan bijak. Lalu apa saja peran guru dalam pembelajaran mendalam? Di bawah ini merupakan pendapat Ibu Rizka tentang peran guru dalam pembelajaran mendalam, ”Peran guru dalam pembelajaran PKWU menjadi seperti pelatih dalam tim, bukan pusat informasi. Perannya, menghadirkan masalah nyata, memberi ruang untuk mencoba ide sendiri, meningkatkan keberanian siswa bereksperimen, menjadi pendamping proses, bukan penentu hasil. Tujuan akhirnya adalah membentuk pola pikir wirausahawan yaitu mandiri, tangguh, kreatif, dan mampu melihat peluang”.
Adapun permasalahan yang dihadapi di lapangan adalah kurangnya fasilitas dan alat praktik, kurangnya keaktifan siswa karena merasa takut salah, dan pembuatan produk kadang tidak sesuai rencana atau teori. Cara mengatasinya adalah dengan membagi proyek besar menjadi tugas kecil, kolaborasi antarsiswa, memberi contoh sederhana di awal, memberi ruang aman untuk gagal, dan menggunakan bahan dan alat yang mudah ditemukan.
Lain halnya dengan pendapat Ibu Rizka, Ibu Hj. Yuyun Yuningsih, M.Pd. menyampaikan gagasannya berkaitan dengan tantangan pembelajaran. Beliau menyatakan bahwa sebagai guru, kita harus berperan juga sebagai Ibu, artinya guru harus membuka diri dengan memahami berbagai permasalahan pembelajaran yang dihadapi siswa. Melakukan pendekatan psikologi dengan siswa terutama bagi mereka yang mengalami permasalahan dalam keluarga. Guru harus bersikap empati terhadap siswa. Dengan demikian diharapkan guru akan selalu dirindukan kehadirannya di dalam kelas. Itulah harapan yang disampaikan Ibu Hj yuyun karena beliau sebentar lagi akan memasuki masa purnabakti.
Demikian berbagai tanggapan narasumber dalam kegiatan talkshow ini. Adapun kesimpulannya adalah sebagai berikut.
- Pembelajaran mendalam sangat penting karena menghasilkan peserta didik yang tidak hanya pintar secara akademis, tetapi juga siap menghadapi tantangan kompleks di dunia nyata. Guru perlu menerapkannya agar pembelajaran menjadi bermakna, aktif, dan berbasis pemikiran tingkat tinggi. melalui proses yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan, dengan mengintegrasikan olah pikir, olah hati, olah rasa, dan olah raga secara holistik untuk membentuk karakter serta kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah, menjawab tantangan masa depan
- Peran guru dalam pembelajaran bukan hanya menyampaikan materi, tetapi mendesain pengalaman belajar yang membuat siswa mampu menganalisis fenomena bumi, memecahkan masalah lingkungan, dan menghasilkan solusi kreatif. Dengan merancang aktivitas yang autentik, kontekstual, dan menantang, guru membantu siswa mencapai pemahaman mendalam sebagai bekal kehidupan nyata. Guru sebagai Fasilitator dan motivator: yang mendorong partisipasi aktif siswa dalam melakukan eksplorasi dan kreasi. Juga sebagai inspirator yang menumbuhkan rasa ingin tahu dan semangat belajar sepanjang hayat. Dengan menerapkan strategi ini, siswa tidak hanya menghafal, tetapi benar-benar memahami, mampu menerapkan, dan mengembangkan keterampilan abad 21.
Strategi pembelajaran mendalam (deep learning) berfokus pada pemahaman konseptual dan penerapan, contohnya Project-Based Learning (PBL), Inquiry-Based Learning (IBL), Diskusi & Debat, Refleksi (What-So What-Now What), serta Asesmen Portofolio, yang mendorong siswa berpikir kritis, menghubungkan konsep, dan memecahkan masalah nyata melalui pengalaman langsung dan analisis mendalam, bukan sekadar menghafal tapia nak harus sudah samp eke proyek yang didapat dari hubungan antara pengetahuan dengan kontek
- Evaluasi keberhasilan pembelajaran mendalam harus berfokus pada a) Proses berpikir melalui asesment awal, assessment formatif dan assessment Sumatif; b) Kemampuan analisis dan argumentasi; c) Penggunaan data autentik; d) Kemampuan mengaitkan konsep dengan konteks; dan e) Refleksi pembelajaran
Jika indikator-indikator tersebut meningkat, maka guru dapat memastikan bahwa pembelajaran mendalam khususnya di kelas geografi dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak nyata bagi peserta didik.
Di akhir acara, Narasumber 4, Bapak Masdar Munawar menyampaikan closing steatmen yang sangat menyentuh.
”Mendidik bukan mendadak, mendidik bukan menuntut tapi menuntun. Peran mulia guru sebagai fasilitator dan motivator harus dijalankan secara tuntas, baik itu sebagai guru pengampu mata pelajaran atau sebagai wali kelas. Guru adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam membimbing siswa di kelas sehingga harus dilaksanakan dengan penuh keikhlasan. Meskipun bergerak pelan tapi selesai kuncinya adalah harus tuntas sehingga kebermanfaatan ilmu akan dirasakan oleh anak didik kita kelak di kemudian hari.
Ilmu tanpa amal akan sia-sia, amal tanpa ilmu juga berbahaya. Nah selagi usia masih ada, selagi kita masih bisa bernafas, semoga energi kebaikan ini tetap terjaga. Momen pertemuan siang ini bukan sekedar dapat ilmu dan keterampilan, tapi yang paling dahsyat adalah dapat kesan dalam belajar komunitas KEBAIKAN.

Usai kegiatan talkshow dilanjutkan dengan showcase berupa pameran hasil karya siswa dari berbagai rumpun. Selanjutnya para guru memberikan masukan atau refleksi dari hasil karya tersebut. Hasil karya yang ditampilkan dari rumpun bahasa diantaranya, teks anekdot berupa komik strep, puisi bahasa Indonesia, puisi bahasa Inggris, aksara sunda, scrap book teks Laporan hasil observasi. Juga hasil karya siswa berbentuk digital yaitu link kumpulan novel dan komik. Dari mapel IPS ditampilkan hasil karya berupa poster, mind maping, proyek batuan. Dari mapel IPA berupa molekul kimia dan roket.

Rumpun bahasa

Rumpun IPS

Rumpun MIPA
Adapun hasil karya yang ditampilkan dari mapel umum yaitu produk PKWU diantaranya desain produk, produk kemasan menarik dan kekinian, produk makanan, media pembelajaran ,prototipe, portofolio anak mulai dari artikel, kliping, pamflet, brosur, booklet). Sedangkan dari mapel TIK berupa hasil riset sederhana, karya seni, media pembelajaran, dan prototipe.

Rumpun Mapel Umum
Demikian kegiatan talkshow dan showcase yang dilaksanakan di SMAN 16 Garut yang dipandu oleh Moderator kita yang paling imut, Ibu Iis Hartati, S.Pd Di
Semoga hasil dari kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab dan keikhlasan sehingga dapat membentuk siswa yang Panca Waluya: cageur, bageur, bener, pinter tur singer. Aamiin. Walloohu a’lam bisshowaab
Cisurupan, Desember 2025
Tim Website SMAN 16 Garut : Isoh Solihah, M.Pd
Editor : Para Narasumber Talkshow
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Mengubah Fokus Pembelajaran: Dari Mengejar Target ke Menikmati Proses (Refleksi Pendekatan Baru untuk Guru yang Ingin Mengajar dengan Hati)
Oleh Elis Nurhayati, S.Pd. M.Pd Guru Biologi SMAN 16 Garut Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dari kurikulum sebelumn
Mengubah Fokus Pembelajaran: Dari Mengejar Target ke Menikmati Proses (Refleksi Pendekatan Baru untuk Guru yang Ingin Mengajar dengan Hati)
Oleh Elis Nurhayati, s.Pd. M.Pd Guru Biologi SMAN 16 Garut Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dari kurikulum sebelumn
Mengubah Fokus Pembelajaran: Dari Mengejar Target ke Menikmati Proses (Refleksi Pendekatan Baru untuk Guru yang Ingin Mengajar dengan Hati)
Oleh Elis Nurhayati, s.Pd. M.Pd Guru SMAN 16 Garut Dalam beberapa tahun terakhir, dunia pendidikan Indonesia mengalami perubahan yang cukup signifikan. Dari kurikulum sebelumnya hingg
BELAJAR MENGENAL DIRI LEWAT BIOLOGI ” DARI ORGAN KE KESADARAN DIRI”
Oleh Elis Nurhayati S.Pd. M.Pd Saat ini, untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam belajar memang tidak mudah. Hadirnya guru di kelas, belum bisa menjamin secara utuh hadirnya siswa, unt
BELAJAR MENGENAL DIRI LEWAT BIOLOGI ” DARI ORGAN KE KESADARAN DIRI”
Oleh Elis Nurhayati S.Pd. M.Pd Saat ini, untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam belajar memang tidak mudah. Hadirnya guru di kelas, belum bisa menjamin secara utuh hadirnya siswa, unt
BELAJAR MENGENAL DIRI LEWAT BIOLOGI ” DARI ORGAN KE KESADARAN DIRI”
Oleh Elis Nurhayati S.Pd. M.Pd Saat ini, untuk menumbuhkan kesadaran siswa dalam belajar memang tidak mudah. Hadirnya guru di kelas, belum bisa menjamin secara utuh hadirnya siswa, unt
Pelantikan Pengurus PGRI Ranting SMAN 16 Garut Masa Bakti 2025-2030, Segenggam Harapan Tuk Kemajuan PGRI di Masa Depan
Dalam sebuah kepengurusan organisasi pasti ada yang namanya regenerasi. Organisasi apa pun itu, baik yang bersifat eksternal maupun internal. Kata organisasi biasa diartikan sebagai sek
Festival Cerita Rakyat, Refleksi Kecintaan Siswa pada Budaya
Oleh Isoh Solihah, S.Pd. M.Pd Indonesia Kaya Akan Budaya, Yang Muda Yang Berkarya, Budaya Sunda Penuh Warna. Demikianlah kata-kata indah yang bisa diungkapkan untuk merefleksikan kecin
Review Webinar Stay Classy In 5.0 Era
Oleh : Elis Nurhayati S.Pd. M.Pd Dari judulnya saja sudah bikin audiens penasaran. Apa isi materi Webinar ini ? Webinar Stay Classy In 5.0 Era mengajarkan bagaimana sesungguhnya menjad
FLS3N, Ajang Talenta Seni untuk Mengukir Prestasi
Oleh Isoh Solihah, M.Pd Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional atau yang disingkat FLS3N merupakan ajang lomba yang diadakan setiap tahun untuk