
Festival Cerita Rakyat, Refleksi Kecintaan Siswa pada Budaya
Oleh Isoh Solihah, S.Pd. M.Pd
Indonesia Kaya Akan Budaya, Yang Muda Yang Berkarya, Budaya Sunda Penuh Warna. Demikianlah kata-kata indah yang bisa diungkapkan untuk merefleksikan kecintaan siswa pada budaya. Yah sekelompok siswa yang tergabung dalam organisasi ekstrakurikuler SASESI dengan ketua Ekskul Ananda Rijal Maulana dan Pembina Bapak Ikhsan Taufik Maulana telah mengadakan Festival Cerita Rakyat dengan mengambil tema Sabda Sangkala. Tema tersebut bukan sembarang tema tapi mempunyai makna yang mendalam. Menurut ketua pelaksana, Rijal Maulana mengatakan bahwa Sabda sangkala mempunya makna petuah atau nasihat dari sebuah cerita yang ditampilkan.
Festival cerita rakyat ini digelar pada hari Jumat, 19 September 2025 pukul 13.00 sampai selesai di aula SMAN 16 Garut. Festival ini sebagai ajang kreatifitas seni bagi siswa kelas XI yang akan menjadi pengurus di periode berikutnya. Dapat dikatakan bahwa pementasan ini atau resital merupakan syarat bukti karya siswa yang terbentuk dari kolaborasi empat cabang seni, diantaranya seni tari, seni rupa, teater sama musik, juga puisi. Keempat cabang seni ini tergabung dalam organisasi ekstrakurikuler SASESI. Anak-anak SASESI pun begitu bersemangat mempersiapkan acara ini dengan berlatih dan bekerja sama untuk menampilkan yang terbaik.
Pembukaan oleh wayang Cepot
Sambutan kepala SMAN 16 Garut
Sambutan Pembina SASESI
Yang paling menarik dari festival ini adalah pembukaan acara, dibawakan oleh wayang cepot dan dawala. Sesuatu yang istimewa karena baru kali ini pementasan dibuka oleh wayang. Dengan penuh kelucuan dalang Ananda Iqsan Fauzi Umar dengan nama panggung Santana Umar siswa kelas X Merdeka J memainkan wayang cepotnya dalam membuka acara ini. Selanjutnya sambutan disampaikan oleh bapak Ikhsan Taufik Maulana sebagai pembina SASESI yang mengucapkan terimakasihnya kepada seluruh panitia dan peserta dalam mempersiapkan acara ini secara maksimal. Adapun sambutan dari bapak Kepala Sekolah menyampaikan bahwa Keterampilan siswa dalam bidang seni harus terus diasah dan dikembangkan. “Mudah-mudahan agenda ini bukan hanya rutinitas tapi sebagai sarana pengembangan diri. Boleh jadi suatu saat kegiatannya tidak di aula tapi di lapang agar lebih banyak lagi siswa dan orang tua yang menikmati karya sesi anak-anak SMAN 16 Garut”. Harapan Bapak kepala sekolah semoga acara seperti ini bisa dilaksanakan setiap tahun dengan lebih baik lagi.
Ananda Iqsan Fauzi Umar dengan nama Panggung Santana Umar
Ada lima judul cerita rakyat yang ditampilkan dalam pementasan ini diantaranya, Situ Bagendit, Lutung Kasarung, Senandung Tanah Ibu, Nyi Roro kidul dan Bandung Bondowoso
Cerita Nyi Endit mengisahkan tentang seorang wanita yang kaya raya namun pelit Cerita Nyi Endit adalah legenda dari Jawa Barat tentang seorang janda kaya raya yang pelit dan serakah, Nyai Endit, yang akhirnya dihukum dengan mengubah desanya menjadi danau, Situ Bagendit. Saat desa dilanda paceklik, ia justru berpesta pora, menolak memberi bantuan kepada penduduk yang kelaparan. Hukuman datang dari seorang pengemis tua yang ternyata sakti, yang menancapkan tongkat di halaman rumah Nyai Endit, dan seketika air memancar deras menenggelamkan seluruh desa beserta Nyai Endit dan hartanya.
Para pemain pun begitu piawai dalam memainkan cerita, dipadu dengan musik dari tarian serta dialog yang interaktif menggunakan bahasa daerah membuat pementasan cerita Nyi Endit semakin menarik. Adapun cerita lutung kasarung mengisahkan legenda sunda Purbasari, seorang putri yang diasingkan ke hutan oleh kakaknya yang jahat Bernama Purbararang. Purbasari berteman dengan lutung Kasarung yang ternyata adalah pangeran Guruminda dari Kahyangan yang dikutuk menjadi lutung Dengan bantuan Lutung Kasarung Purbasari memenangkan sayembara yang dibuat Purbararang dan akhirnya ia diangkat menjadi ratu dan memaafkan Purbararang.
Penampilan cerita Nyi Endit
Dari kelima cerita yang ditampilkan, ada satu cerita yang menarik yaitu Senandung Tanah Ibu karya Ananda Rijal Maulana sebagai ketua SASESI. Cerita ini merupakan naskah monolog yang mengisahkan tentang seorang tokoh yang Bernama Baskoro yang lahir di tanah yang Bernama Tanah Senandung Ibu. Tanah Senandung Ibu merupakan tempat lahirnya para tokoh legenda seperti Gatot Kaca, Jaka Tarub dan yang lainnya. Baskoro sedari kecil seringkali didongengkan oleh kakeknya mengenai cerita-cerita rakyat hingga orang-orang di sekitarnya menuntut Baskoro untuk menjadi salah satu dari tokoh legenda tersebut. Akhirnya Baskoro merasa tertekan dan merasa muak. Baskoro pun meninggalkan desa tersebut pergi ke kota. Dia berpikir untuk menjadi pahlawan di kota. Pahlawan yang berbeda dari cerita-cerita itu dan dia merasa terbebas dari tuntutan menjadi pahlawan di desa.
Ketua SASESI, Rijal Maulana kelas XII Merdeka G
Namun Baskoro menjadi sadar bahwa di kota tidak ada yang namanya cerita dan tidak ada yang namanya dongeng. Di kota hanya memuja pahlawan baru. Pahlawan yang mempunyai banyak uang dan jabatan. Melihat itu Baskoro pun menjadi muak lagi dengan yang Namanya pahlawan. Suatu Ketika Baskoro mendengar suara tanah yang memanggilnya untuk pulang. Namun dia menolak untuk pulang. Dia menolak untuk menjadi Pahlawan namun dia ingin menjadi dirinya sendiri. Akhirnya dia berkata “Jika cerita rakyat selalu memuja pahlawan maka hari ini biarlah aku berkata aku bukan pahlawan aku hanya manusia yang berani berkata jujur pada dirinya sendiri, aku hanya manusia berani menangis namun tak pernah menyerah, aku manusia yang tidak rela jika tanah lahirnya diinjak-injak oleh penguasa”.
Jika disimpulkan cerita ini tentang kegelisahan bagaimana tanah, dongeng membentuk diri kita sendiri. Melalu cerita baskoro ini merupakan sebuah keberanian untuk jujur pada diri sendiri. Karya ini terinspirasi dari beberapa kondisi saat ini serta karya dari seorang teman yang berjudul Perempuan versus Indonesia di mana perempuan seringkali merasa terdeskriminasi di negara sendiri. Demikian inti cerita dari Senandung Tanah Ibu
Kekompakan anak-anak SASESI dalam pementasan cerita ini begitu kuat dan memukau. Para tokoh utama dalam cerita yang didominasi oleh siswa-siswi kelas XII membuat para pemain yang lain pun benar-benar totalitas dalam membawakan perannya masing-masing. Selain itu iringan musik yang selaras dengan suasana cerita membuat penonton terbawa emosi seolah berada dan mengembara dalam setting suasana yang ditampilkan. Adakalanya suasananya tegang, sedih terharu namun juga lucu yang membuat penonton tertawa dan Bahagia. Para penonton begitu antusias mengikuti cerita dari awal sampai akhir.
Mereka berpendapat bahwa pementasan ini sangat menarik dan merasa terhibur. Salah satunya Ananda Andin kelas XII Merdeka B yang mengatakan bahwa setelah menonton pementasan ini mendapatkan pengetahuan tentang berbagai cerita rakyat yang menarik.
Selain penonton dari siswa, sebagian guru pun ikut menikmati festival cerita rakyat bahkan panitia pun mengundang guru-guru Seni Budaya dari sekolah lain. Penulis mencoba meminta tanggapan dari dewan guru yang menonton festival ini. Diantaranya Ibu Evi Tri Hastuti, S.Pd. Beliau mengatakan, ”Acara festival Cerita Rakyat yang diselenggarakan oleh Anak-anak SASESI Purwadaksi SMAN 16 Garut sangat positif, karena tayangan tersebut berfungsi sebagai alat penting untuk melestarikan budaya, mengajarkan nilai moral, serta memperkuat identitas bangsa melalui kisah-kisah yang sarat makna.
Cerita rakyat tersebut sangat bermanfaat bagi generasi penerus untuk memperluas imajinasi, mengembangkan pemikiran kritis, serta membantu anak-anak memahami konsekuensi keputusan dan memperkuat keterampilan membaca mereka. Namun, tantangan seperti pergeseran minat generasi muda ke hiburan modern dan kurangnya inovasi dalam penyajian dapat mengurangi popularitasnya”
Selain Ibu Evi, Ibu Neneng sri Rizki, S.Pd, menyampaikan tanggapannya. ”Saat menonton festival ini ada rasa haru yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata ketika melihat murid-murid saya yang dulunya ada rasa keraguan kini berani melangkah maju. Menunjukkan semangat belajarnya dan berani tampil di panggung dengan sejuta mata penonton yang ikut mnyaksikan dengan penuh kagum. Setiap perkembangan kecil yang mereka capai seolah menjadi hadiah terbesar bagi saya karena di balik senyum mereka yang kini lebih percaya diri, tersimpan bukti bahwa proses tidak pernah mengkhianati hasil, Di situlah saya merasa benar-benar bangga ketika menjadi bagian dari perjalanan mereka saat mereka belajar, berproses, dan bertumbuh.
Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada guru pembimbing SASESI, bapak Ikhsan yang begitu banyak berkorban waktu, tenaga, dan pikiran. Begitu luar biasanya dedikasi untuk anak-anak semua sehingga mereka bisa menjelma menjadi kupu-kupu yang indah nan mempesona.
Demikian apresiasi dan kekaguman dari kedua guru IPS. Selain itu pendapat dari guru Bahasa Indonesia yaitu Ibu Hj yuyun yuningsih, M.Pd. memberikan apresiasi yang tinggi terhadap festival ini. Beliau mengatakan bahwa acara pementasan cerita rakyat ini sangat menarik dan memberikan banyak nilai untuk siswa. Cerita rakyat merupakan salah satu materi pembelajaran di kelas X. Melalui cerita rakyak siswa diajak untuk berimajinasi dan meneladani karakter tokoh yang baik. Nilai-nilai yang bisa diambil diantaranya nilai keberanian, nilai kepahlawanan, kejujuran, solideritas dan lain-lain. Melalui pementasan cerita rakyat ini diharapkan siswa menjadi lebih berempati, bersemangat dan menumbuhkan rasa saling menyayangi dan menghormati sesama teman.
Demikian tulisan sederhana tentang Festival Cerita Rakyat semoga bermanfaat. Mengawali kembali hadirnya website SMAN 16 Garut di Tahun Ajaran Baru 2025-2026
Komentar
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Pelantikan Pengurus PGRI Ranting SMAN 16 Garut Masa Bakti 2025-2030, Segenggam Harapan Tuk Kemajuan PGRI di Masa Depan
Dalam sebuah kepengurusan organisasi pasti ada yang namanya regenerasi. Organisasi apa pun itu, baik yang bersifat eksternal maupun internal. Kata organisasi biasa diartikan sebagai sek
Review Webinar Stay Classy In 5.0 Era
Oleh : Elis Nurhayati S.Pd. M.Pd Dari judulnya saja sudah bikin audiens penasaran. Apa isi materi Webinar ini ? Webinar Stay Classy In 5.0 Era mengajarkan bagaimana sesungguhnya menjad
FLS3N, Ajang Talenta Seni untuk Mengukir Prestasi
Oleh Isoh Solihah, M.Pd Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional atau yang disingkat FLS3N merupakan ajang lomba yang diadakan setiap tahun untuk
Sixteen Challange Batch Two (Eduforia) di SMAN 16 Garut
Oleh Isoh Solihah, M.Pd SMAN 16 Garut sebagai salah satu Sekolah Penggerak di kabupaten Garut pada Tahun Ajaran 2023-2024, selalu berusaha untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan
Program Duta Literasi Kameumeut, Lomba Menulis CHPB 16 Garut Sesi Pertama dengan Tema Bebas
Oleh Fanisa Erliani Editor Isoh Solihah, M.Pd Program Literasi merupakan salah satu program yang terus digalakan oleh Perpustakaan SMAN 16 Garut. Melalui program ini diharapkan
Panen Karya, Pementasan Drama Bertopik “Cegah Perundungan” sebagai Puncak Kegiatan P5 di SMAN 16 Garut Semester 1 Tahun Ajaran 2023-2024
Oleh Isoh Solihah M.Pd Editor Elis Nurhayati S.Pd. M.Pd Tahun Ajaran 2023-2024 merupakan tahun kedua SMAN 16 Garut menerapkan Kurikulum Merdeka untuk kelas XI dan tahun pe
Graduation dan Pembagian Ijazah SMAN 16 Garut Angkatan ke 27 Bertema “Siap Jadi Cahaya dengan Semangat Berkibar Jaya”
Oleh : Isoh Solihah, M.Pd Sudah menjadi kata pepatah bahwa di mana ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Hal itu bagaikan dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Seperti halnya di SMAN
Pameran P5 bertema “Berwirausaha dengan Mengangkat Potensi Daerah”
Oleh Isoh Solihah, M.Pd Seperti yang telah disampaikan pada tulisan sebelumnya di website tentang Komunitas Belajar dengan kajian pertama bertopik “Kewirausahaan”, maka alh
Komunitas Belajar; Membangun Kreativitas dan Kompetensi Guru
Sebagaimana telah disampaikan pada pertemuan pertama berkaitan dengan rencana pembentukan komunitas belajar di SMAN 16 Garut yang telah dilaksanakan pada 15 Maret 2023, maka berdasarkan
Peringatan Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW dan Doa Istighosah bagi Siswa Kelas XII
Oleh Isoh Solihah, M.Pd Sebagaimana yang kita ketahui bahwa peristiwa Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW terjadi pada tanggal 27 Rajab. Pada bulan tersebut sebagian umat Islam s
Tulisan yang sangat menginspirasi Terimakasih B Isoh meskipun saya tidak menghadiri acara tersebut karena sedang ada kegiatan diluar saya mendapatkan gambaran umum dari kegiatan tersebut saya ikut bangga dan terharu